Tibalahwaktunya untuk istri Raja melahirkan. Ternyata perkataan Saidhi Raba benar, anak yang dilahirkan oleh istri Raja Muna berbadan setengah manusia dan setengah ular. Raja pun sedih melihat kondisi anaknya namun ia harus berterima kasih karena ia telah meminta anak itu dari kesaktian Saidhi Raba.Dalam kehidupan ini, terdapat berbagai macam mitos yang di percaya oleh sebagian besar umat manusia. Mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa yang mengandung arti mendalam dan diungkapkan dengan cara gaib KBBI 2010. Setiap daerah dan suku bangsa memiliki mitosnya masing – masing, terkadang dalam suatu daerah terdapat belasan bahkan puluhan cerita mitos yang dipercaya dan selau di ceritakan turun temurun oleh anggota masyarakat di daerah tersebut. Layaknya daerah - daerah lain di indonesia di daerah tempat kelahiran saya yaitu di pulau Buton juga memiliki cerita – cerita mitos yang selalu di ceritakan secara lisan sejak zaman dahulu. Salah satu mitos yang berkembang dan dipercaya oleh sebagaian besar masyarakat sampai saat ini adalah tentang sosok mahluk sakti mandaraguna yang memiliki bentuk tubuh yang tidak lazim, yaitu separuh ular dan separuh lagi di daerah saya menyebut mahluk ini dengan nama la ode wuna. GAMBAR ILUSTRASI SOSOK LA ODE WUNA Dinamakan la ode wuna karena menurut cerita bahwa ia lahir di pulau muna yaitu sebuah pulau yang terletak tidak jauh dari pulau buton. Dan sekaligus laode wuna juga merupakan putra dari salah satu raja muna yang bernama omputo sangia. Untuk lebih jelasnya, silahkan kawan – kawan simak kisah tentang la ode wuna di bawah ini. syahdan, di pulau muna hiduplah seorang raja yang bergelar Omputusangia, nama asli dari Omputusangia adalah La Ode Husaeni di perkirakan beliau memerintah pada tahun 1716-1757. Omputusangia memiliki seorang istri yang sudah dinikahinya selama tujuh puluh tahun. Dalam kesehariannya , Omputusangia hanya disibukkan dengan berbagai macam urusan pemerintahan. Akibatnya beliau tidak pernah berpikir untuk memperoleh keturunan sebagai pelanjutnya. Pada suatu malam,ketika Omputusangia duduk merenung di tempat peristirahatannya, ia pun mulai menyadari bahwa setelah tujuh puluh tahun pernikahannya, ia dan istrinya belum juga dikaruniai seorang anak. Keadaan ini pada akhirnya membuat omputo sangia menjadi resah dan frustasi. suatu hari, Omputusangia mendapat kabar dari pengawal kerajaan bahwa pulau Muna dikunjungi oleh seorang saudagar dari Arab dengan niat untuk menyebarkan agama Islam, saudagar tersebut bernama Saidhi Raba. Pengawal kerajaan itu menambahkan pula bahwa Saidhi Raba memiliki kesaktian yang luar biasa dan Karena kesaktianya itu Saidhi Raba datang di pulau Muna lewat udara. Mendengar berita itu, Omputusangia memerintahkan pengawalnya untuk memanggil Saidhi Raba agar datang menemuinya di istana. Olehnya itu, berangkatlah pengawal kerajaan tersebut ke tempat Saidhi Raba. Setelah raja menunggu seharian di istana, akhirnya pengawal yang disuruhnya tadi kembali, namun tidak bersama Saidhi Raba. Melihat wajah raja yang kelihatan marah, pengawal tersebut menjelaskan alasannya mengapa ia tidak datang bersama Saidhi Raba. Pengawal itu mengatakan bahwa Saidhi Raba tidak ingin datang ke Istana karena raja memelihara babi, dan menurut ajaran agama Saidhi Raba yakni Islam, babi adalah binatang yang haram. Demi untuk menghadirkan Saidhi Raba keistana, omputo sangia rela melepas seluruh babi peliharaanya, dan Setelah itu diperintahkanlah pengawal untuk kembali menjemput Saidhi Tidak lama kemudian,datanglah Saidhi ke Istana dan b menanyakan perihal pemanggilan dirinya. Omputusangia pun berkata bahwa perihal pemanggilan saidhi raba kesitana karena ia ingin menguji kesaktian yang dimiliki Saidhi Raba. Pertama-tama, omputosangia menminta Saidhi Raba untuk membaca isi hatinya, apabila Sidhi Raba dapat membaca apa yang ia inginkan saat itu, maka omputo sangia akan masuk Islam. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Sidhi Raba pun mengatakan bahwa Raja ingin sekali memiliki seorang anak karena istrinya mandul. Dan untuk mewujudkan keinginan omputo sangia , maka Berdoalah Saidhi Raba kepada Tuhan agar agar istri omputo sangia yang sudah tua itu bisa mengandung seorang anak,namun beberapa hari berlalu doa yang di panjatkan saidhi raba tidak kujung itu, Muncul kecurigaan dalam benak omputosangia bahwa Saidhi Raba tidaklah sehebat seperti apa yang dibicarakan. Dengan belum terkabulnya doa saidhi Raba tidak lantas membuatnya putus asa. Ia pun kembali berdoa dan terus berdoa dan pada akhirnya ,doa Saidhi Raba diterima oleh Allah. Istri Raja pun mengandung dan pada akhirnya omputo sangia masuk agama Islam. Sebelum ia kembali, Saidhi Raba mengingatkan pada omputo sangia bahwa roh yang ada dalam kandungan istrinya adalah roh yang terpaksa diberikan Tuhan karena umur permaisuri sudah sangat tua. Tibalah waktunya permaisuri untuk melahirkan. Ternyata perkataan Saidhi Raba benar, anak yang dilahirkan oleh istri Raja Muna tersebut adalah berupa makhluk berbadan setengah manusia dan setengah ular, anak itu di beri nama la ode wuna. Raja pun sangat sedih melihat kondisi anaknya. Setiap hari, apabila ada kunjungan tamu dari Bugis ataupun Minangkabau, anaknya yang diberi nama La ode Muna tersebut selalu disembunyikan oleh raja dalam sebuah guci karena ia malu dengan kondisi fisik yang dialami oleh anaknya itu. Lima belas tahun kemudian, La ode Muna tumbuh menjadi seorang remaja, maka. Mulailah ia menggoda para gadis yang ada dalam lingkungan istana. Ia pun menyampaikan niatnya kepada ayahnya untuk memiliki seorang kekasih, namun Raja tidak menhendaki niatan laode wuna tersebut. Bahkan ia melarang la ode wuna untuk mendekati wanita, karena menurutnya tidak mungkin La Ode wuna dapat menikahi seorang gadis dengan kondisi fisik setengah manusia dan setengah ular. Sampai pada suatu hari, Omputosangia memutuskan untuk mengasingkan La Ode Muna agar ia tidak mendapatkan malu dari anak jadi-jadian itu. Raja kemudian mengasingkan La Ode Muna di Unggumora dengan bekal 44 biji telur dan 44 biji pada akhirnya, di hari ke empat puluh ia diasingkan, La Ode Muna terbang ke langit dengan badan yang menyala sembari berkata bahwa saya telah terbang. Demikianlah kisah tentang laode wuna, bagi sebagian besar masyarakat muna dan buton, percaya bahwa laode wuna masih hidup sampai hari ini. Dan Karena kesiaktian yang dimilikanya laode wuna dianggap sebagai sosok makhluk yang senantiasa melindungi pulau muna dan buton dari berbagai macam ancaman dan marabahaya. Namun begitulah mitos, entah benar atau tidak biarlah akal kita yang mengolahnya. Wallahu alam Bissowab. Simakbeberapa tips dan trik dari ahli cara mengatasi ular masuk ke rumah saat musim penghujan. SUARA.COM Diduga Korupsi Dana Desa Nyaris Setengah Miliar. Pelajar SMA di Muna Barat Jadi Korban Pemerkosaan. Korban diperkosa oleh dua orang pria berinisial EF dan NV. July, 20 2022
- Dalam trailer terbaru Fantastic Beast 2, muncul aktris Korea Selatan yang memerankan tokoh Nagini, makhluk mistik ular setengah manusia. Lewat unggahan Twitternya, JK Rowling sang penulis kisah fiksi Harry Potter menerangkan bahwa Nagini merupakan karakter yang tercipta dari referensi makhluk mitologi naga asal Indonesia."Naga merupakan makhluk mistik mirip ular dari mitologi Indonesia, oleh karena itu namanya Nagini. Mereka digambarkan sebagai makhluk bersayap setengah manusia, setengah ular," tulis Rowling dalam akun Twitter-nya, Rabu 26/9/2018.Lantas, seperti apakah Nagini dalam mitologi Indonesia, khususnya Jawa? Baca juga Pandangan Pakar Budaya Jawa Soal Nagini Versi Harry Potter "Dalam mitologi Jawa yang terekspresikan melalui boneka, kisah, maupun pertunjukan wayang, ada nama yang mirip dengan kata Nagini, yaitu Nagagini," ungkap Dr Darmoko, dosen Program Studi Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia kepada Jumat 28/9/2018.Darmoko menceritakan, Nagagini adalah dewi ular. Ia merupakan putri dewa ular bernama Hyang Antaboga yang mendiami bumi lapisan ke tujuh atau dikenal dengan Sapta Pratala."Di dalam kisah wayang purwa Mahabharata, Hyang Antaboga berhasil menyelamatkan para Pandawa Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa dalam sebuah pesta di tengah hutan dengan membuat terowongan dari Kahyangan Saptapratala sampai Balai Sigalagala dengan menyamar sebagai luwak garangan berwarna putih," kata Darmoko bercerita. "Setelah para Pandawa berada di Kahyangan Sapta Pratala, Nagagini dan Bima saling jatuh cinta, kemudian keduanya dikawinkan oleh Hyang Antaboga. Dari hasil perkawinan itu lahirlah Antareja".Dalam kisah pewayangan, Nagagini digambarkan seperti manusia biasa dengan paras cantik jelita. Hanya saja, karena ia memiliki darah keturunan ular, dalam keadaan tertentu ia dapat berubah menjadi sosok ular menyeramkan, terutama saat sedang dalam kondisi dipenuhi amarah. Ekspresi rupa wayang Nagagini dalam bentuk ular setengah manusia"Nagagini wanita ular memiliki karakter setia dan patuh kepada suami. Ia adalah dewi anak dewa nan cantik rupawan namun juga dapat berubah wujud menjadi ular jika terusik nafsu amarahnya. Perubahan wujud untuk melindungi diri dari gangguan siapa pun," terang Darmoko. Baca juga Acha Septriasa Pernah Dapat Tawaran Jadi Nagini
- Оկոፍе ֆо
- Пθτо твиհ
- ԵՒмож վեጠистиኇ
Sayamenjumpai sebuah patung tentara setengah badan berdiri di areal persawahan. Pada prasasti di bawah patung tertulis, Telah gugur di tempat ini Pelda Panita Umar, Prajurit Sapta Margais Kodam XV Pattimura tanggal 6 Oktober 1972 jam 13.30 WIT, di dalam menjalankan tugas demi pengabdiannya kepada kemurnian dan keluhuran Pancasila.
MikaelF/ CC BY-SA via Ancient Origins Citra Shahmaran melibatkan banyak elemen. adalah nama yang diberikan kepada makhluk mitos yang ditemukan di berbagai budaya Timur Tengah, khususnya di wilayah Anatolia timur Turki. Menurut cerita rakyat dari budaya ini, Shahmaran adalah makhluk dengan bagian atas wanita, dan bagian bawahnya ular. Menurut legenda Shahmaran memiliki kekuatan magis, yang pada akhirnya akan menyebabkan pengkhianatan dan kematiannya di tangan manusia. Legenda Shahmaran bergema bahkan sampai hari ini, karena ia diyakini memiliki kekuatan pelindung. Oleh karena itu, gambarnya digunakan sebagai jimat untuk menangkal kejahatan. Nama Shahmaran berasal dari bahasa Persia, yang merupakan kombinasi dari kata 'shah' dan 'maran'. Yang pertama adalah gelar yang digunakan oleh raja-raja Persia, sedangkan yang kedua berarti 'ular'. Oleh karena itu, Shahmaran secara harfiah berarti 'Raja Ular'. Karena Shahmaran dikatakan perempuan, mungkin lebih tepat untuk menerjemahkan namanya menjadi Ratu Ular. Nama Shahmaran juga sedikit berubah sesuai dengan berbagai budaya di mana makhluk mitos ini ditemukan. Shahmaran terutama terkait dengan Kurdi dan Turki, keduanya mendiami wilayah Anatolia timur Turki. Budaya lain di mana legenda Shahmaran ditemukan termasuk Tatar dan Chuvash di Timur, keduanya berbicara bahasa Turki. Legenda Shahmaran adalah legenda kuno, yang asal-usulnya telah dikaburkan oleh berlalunya waktu. Kisah sentral yang terkait dengan Shahmaran melibatkan seorang pemuda bernama Tahmasp. Tokoh ini dikenal dengan beberapa nama lain, antara lain Cansab, Djansab, dan Cemshab, tergantung versi legendanya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan Janganlupa dengan penjaga gaib Anta, Ratu Sanca. Ular besar yang memiliki wajah seorang perempuan dan dua tangan itu. Dia akan berbentuk boneka ular saat bertemu manusia, dan berubah menjadi ular besar kembali jika bertemu dengan makhluk gaib yang menganggu Anta. *** Kejadian Tante Dewi dan Andri di rumah sakit setelah melahirkan Raja. LXPiS.